Minggu, 28 November 2010

prosa

silakan kliksini

Apresiasi Novel

Menegenal sudut pandang pengarangsini

Menulis Karya Ilmiah

Menulis karya ilmiah dengan mudah kliksini

Belajar Membaca

Konsep Membaca silakanklik

Belajar Menulis Puisi

Sesaat Sebelum Pergi

Segenggam asa yang pernah kau berikan ketika purnama usai
dan dedaunan kering jatuh satu-satu
masih menjadi noktah dalam jiwa
meski dedaunan tak lagi kering
dan purnama selalu berlalu

'Biarkan purnama berlalu,'' katamu waktu itu
sambil menapiki tanah basah dan menyembunyikan sorot lembut yang kucari
lenggang malam dan gerimis mulai turun menyembunyikan purnama sedangkan kata belum usai
diucapkan

"biarkan asa kau bawa", katamu
lenyap baris kata terakhir dijemput pagi yang datang terlalu dini
sepi

SEPOTONG NAFAS

Sepotong nafas pemberianNya yang seperti titik embun di pagi hari
yang lenyap ketika siang meranggas datang
namun malam meluluhkan dan ketika pagi datang embun pun kembali merembas..
tidak pernah terhenti atau berhenti..

sepotong nafas dengan segala pertanggung jawaban kepada Nya
juga penyerahan diri ketika menapaki jalan yang berkerikil
kepada Mu sepotong nafas tak hilang dalam pusaran malam dan kelamnya hujan

namun, maafkan
ketika sepotong nafas dibagikan untuk dihirupi
dari bagian hati yang juga kau pecahkan menjadi kepingan yang menghidupi
merenda ketika terrobek oleh kerikil di siang meranggas

maafkan
ketika sepotong nafas menjadi bagian nafas yang tidak sempurna untuk Mu
namun menjadi bagian yang diberikan kepadaku..
maafkan

Tentang Diri

Membaca seperti makanan yang masuk dalam tubuh kita, kita selalu membutuhkan dan terasa lapar lagi, demikian juga dengan membaca, akan selalu lapar dengan informasi baru.